Jika Mata Hati Berbicara, Maka diri ini terdiam

Kota Samarinda semakin sudah tidak dapat dikendalikan lagi, kejahatan semakin banyak, masyarakat sudah membabi buta main hakim sendiri, orang semakin strees semakin merajalela baik lahir dan bathin bahkan Obat-obatan terlarang masuk keranah orang-orang yang berpengaruh bukan hanya kepada remaja saja namun sudah meliputi kesegala lini dan sudut usia dan pekerjaan, tak pandang dari aparat ataupun bukan, diperparah merajalelanya jambret dan Copet serta Begal bahkan banjirpun sudah familiar di kota Samarinda, jika tidak Banjir itu menjadi masalah yang besar terhadap Kota samarinda karena bukan ciri khas Kota ini.

Obat-Obat terlarang disamarinda seperti orang menjual Permen dimana saja dapat transaksi yang terpenting tahu sama tahu demikianlah sandi rahasia umum nya.

Para Pelayananpun semakin diambang kehancuran, tak pandang PNS atau bukan semua sudah tidak kondusif lagi bekerja hanya sekedar kerja, yang penting digaji beginilah suasana Kota Samarinda begitu juga para guru yang mana kepedulian terhadap anak didik mulai berkurang sehingga yang dipedulikan adalah kapan gaji naik dan insentif turun setiap hari terdengar didalam kantor sekolah tak pernah lepas pembicaraan tentang hal ini, hari ke hari, minggu ke minggu dan bulan ke bulan, Gaji, insentif dan gaji 13 kapan naik ? serta kapan ada perjalanan dinas ya ?

Adanya tulisan ini tak lepas dari data dan fakta  dilapangan baik rekaman maupun pemberitaan serta efek dari suatu hal yang demikian adanya.

Memang sejak dari Tahun 2000 kantor-kantor lurah di samarinda sudah dikenal dengan kantor 9-11 yakni datang jam 9 dan pulang jam 11 namun saat ini ada lagi yang lebih hebat datang 08.30 pulang 09.30

Dimedia Sosialpun Samarinda habis-habisan jadi bahan Bully, semoga Kota Samarinda mengalami perubahan yang signifikan dari segala sudut pandang.

Kota Samarinda bukanlah Kota yang membenarkan segala praktek kejahatan apapun bentuknya apalagi terjadi pembiaran atas kejahatan itu, Kota Samarinda bukanlah Kota yang ada dibawah ketiak Ormas dan suku tertentu.

Semoga Samarinda tahun demi tahun mengalami perubahan tidak hanya sekedar Fisik semata namun juga pada warga Kota Samarinda.

Maka Semua Peran Para Tokoh Masyarakat dan Aparat Hukum serta Pemimpin Kota benar-benar mempunyai kepedulian yang tinggi bukan hanya sekedar mencari Suara dan Simpatisan serta Kepentingan terselubung ditambah penumpang gelap yang mendarah daging disetiap tindakan dan gerak. sudah saatnya moralitas, Akhlaq benar-benar diutamakan dalam hal ini.