Surat Untuk Para Da`i

“Jika Seorang manusia sudah menyampaikan pendapatnya maka itu sudah mencukupi, dalam hal ini sudah ditunaikan apa yang seharusnya disampaikan dengan cara yang baik dan santun serta beretika. Namun Apabila melahirkan suatu permusuhan, perdebatan, dan menyerang serta menyesat-sesatkan, maka inipun tidaklah termasuk pada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hal memberikan penjelasan, tentu bukanlah cara dakwah dengan atas nama Allah dan kepada sunnah Rasulullah"
Penyakit UJUB tumbuh subur di posisi yang benar, maka tidaklah diri ini dapat lepas dari UJUB jika Allah Ta`ala tidak memberikan pertolongan, Seandainya dosa-dosa yang ada lebih berbahaya dari UJUB maka Allah Ta`ala sudah membinasakan diri ini ---Visual Hati Insya Allah memberikan suara-suara hati kebenaran dari sudut pandang yang berbeda
Rabu, 07 Oktober 2015
Visual Hati adalah penampakan jati diri yang tak terlihat

IBU TIDAK MELUPAKAN ANAKNYA

Kisah nyata yang disampaikan oleh Ust Syafiq Basalamah MA dalam Kajian Islam di TV Rodja, dalam hal ini Ust Syafiq Basalamah MA memceritakan Sosok IBU kepada ananknya yang tidak dikunjungi anaknya selamanya 21 tahun.

Sesudah menikah, bakti seorang anak sama sekali tidaklah otomatis terputus dengan alasan telah memiliki keluarga sendiri. Dalam hal ini, penting kiranya bagi kedua pasangan dan keluarga terdekat untuk saling mengingatkan.
Janganlah sampai kisah ini terjadi antara diri dan ibu kita. Sebuah kisah haru nan memilukan ini, patut dijadikan cermin bagi kehidupan kita; sebagai anak maupun orangtua.
Sebutlah namanya Fulan. Sudah 21 tahun ia menikah dengan seorang wanita bernama Fulanah. Tepat di usia ke 21 pernikahannya, sang istri bertanya menawarkan, “Mas, tak berkenankah kau makan malam bersama seorang wanita?” Sang suami yang memang tak memiliki saudara dan anak wanita itu bertanya kebingungan, “Maksudmu?”
Lantas dijelaskanlah oleh sang istri, “Esok, keluarlah untuk makan malam bersama ibu.” Aduhai, rupanya Fulan ini amat sibuk mengurusi keluarga, pekerjaan dan kehidupannya. Lanjut Fulanah, “Sudah 21 tahun –sejak menikah denganku- kau tak pernah makan malam bersama ibu,” katanya menerangkan, “Teleponlah beliau, ajaklah makan malam. Beliau pasti amat mendambakan kebersamaan denganmu.”

Segeralah Fulan menelepon sang ibu. Dalam perbincangan udara itu, disampaikanlah maksudnya. Sang ibu yang telah lama menjanda dan hidup bersama keluarga lainnya itu amat sangat senang sekali, kebahagiaan yang tak dapat dibeli oleh apapun mendengar ajakan itu. Meskipun, ada rasa tidak percaya akan ajakan mengagetkan dari anak yang amat disayanginya. Pasalnya, masa 21 tahun bukanlah bilangan waktu yang sebentar.
Hari yang direncanakan pun menyapa. Fulan menuju rumah ibunya. Sesampainya di depan rumah sang ibu, sosok janda yang sudah lama mendambakan kebersamaan bersama anaknya itu tengah menunggu, tepat di depan pintu. Tak ingin diketahui oleh saudaranya yang lain, sang ibu langsung menyambut, menghampiri dan bergegas masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, terjadilah perbincangan kecil antara keduanya. Tentang rumah makan dan menu terbaik yang hendak mereka tuju dan santap malam ini. Tak lama, tibalah mereka di tempat makan terbaik di kota itu.

Maka sang anak memerhatikan pakaian yang dikenakan oleh ibunya. Agak sempit. Rupanya, itu adalah pakaian terakhir yang diberikan oleh almarhum suaminya. Duhai, sang anak ini sampai lupa membelikan pakaian untuk ibunya.
Maka datanglah pelayan pembawa menu. Disodorkanlah daftar makanan yang hendak dipesan. Ternyata, sang ibu sudah tak kuasa membaca. Dengan senyum, Fulan menawarkan, “Aku bacakan menunya. Tunjuk saja menu apa yang Ibu kehendaki.”
Lantas dipesanlah aneka jenis makanan yang dihidangkan, tak lama kemdian.
Bersebab bahagianya yang memuncak lantaran diajak makan malam oleh anak kesayangannya, selera makan sang ibu tenggelam seketika. Sama sekali tak berminat untuk mencicipi, apalagi melahapnya. Sosok yang sudah hampir terbenam masa hidupnya itu hanya memerhaikan anaknya, dengan cinta dan rindu yang kian bertambah.
Di tengah menikmati menu makan malamnya, Fulan berkata, “Bu, ini yang pertama sejak 21 tahun yang lalu. Maafkan anakmu ini. Esok kita akan makan malam lagi untuk yang kedua.”
Mendengar kalimat itu, mata sang ibu berbinar sumringah. Binar bahagia itu semakin bertambah hingga kedua insan itu pulang. Sang anak mengantarkan ibunya ke kediamannya, sementara ia kembali ke rumahnya.
Waktu-waktu selepas itu, adalah waktu menuggu nan membahagiakan bagi sang ibu. Ditungguilah ponselnya guna berharap panggilan dari anaknya. Sementara itu, di belahan tempat lain, sang anak tetap sibuk dengan dunia, pekerjaan dan kehidupannya. Ia, benar-benar lupa dengan janji yang diungkapkannya sendiri.
Lantaran usia yang menua, sang ibu pun sakit. Makin hari, bertambah parah sakitnya. Alasan sibuk pun membuat Fulan tak kunjung membesuk ibunya. Hingga akhirnya, wanita berhati lembut itu wafat sebelum sang anak sempat menjenguknya.
Proses pemakaman pun berlangsung dengan lancar. Ada haru nan pilu yang menelisik ke dalam hati Fulan. Perasaan bersalah selalu datang belakangan. Andai perasaan itu bisa datang lebih dulu, mungkin saja ia akan bisa menebus dosanya.
Lepas pulang dari pemakaman, ponselnya bergetar. Diangkatklah oleh si Fulan. Tertera dalam layar, pemanggil adalah rumah makan tempat ia dan ibunya makan malam tempo hari. “Halo, Pak Fulan bin Fulan,” ucap suara dari seberang. Lepas disahut, penelepon melanjutkan, “Maaf, Pak. Dalam catatan kasir kami, bapak telah memesan tempat makan malam untuk dua orang dan anak-anak anda. Tagihannya sudah dibayar oleh Ibu anda.”
Entahlah apa yang dirasa olehnya. Tanpa penutup, dimatikanlah ponselnya sembari bergegas menuju rumah makan tersebut. Sesampainya di sana, sang kasir menyerahkan sebuah pesan tertulis tangan. Dari sang ibu. Tertera di dalamnya, “Nak, aku mengerti. Malam ini adalah makan malam terakhir kita. Meski kau sampaikan akan ada yang kedua, aku tak terlalu yakin. Maka, makanlah bersama istrimu dan anak-anakmu. Aku sudah membayarnya untukmu dengan uang Ibu.”
Sosok mulia itu harus didahulukan dari sosok bapak. Sosok ibu adalah mutiara kebaikan nan tak tergantikan. Selalu ada mutiara yang bisa digali darinya. Pasti ada hikmah dari wanita yang mungkin saja, sudah kita sia-siakan sejak lama, sebagaimana dalam hadits Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam : Ibumu...Ibumu....Ibumu...
رَبَّناَ اغْفِرْلَناَ وَلِوَالِدَيْنَا( إبراهيم: 41- نوح: 28) وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّياَناَ صِغَارًا ( الإسراء: 24

Rabbi, ampuni dosa kami, dosa bapak dan ibu kami. Sayangilah keduanya, sebagaimana mereka menyayangi kami di masa belia.

Catatan : Doa diatas sudah di Jama`kan dari Doa untuk sendiri yang terdapat pada Al Qur`an.


Baca Juga kedalaman Makna Syahadat di http://duniacahayahati.blogspot.co.id/2015/07/makna-kedalaman-syahadat.html

Bagi yang ingin mengakses melalui Iphone atau Android silahkan klik tombol dibawah ini :




Categories

Ada apa dengan diri ini hingga Malas ke Masjid ? (1) Akun FB Saya Cinta Allah SWT tidaklah pantas ikrar yang ditulis (1) AlFuaad Fi Nuurin (1) Allah Ta`ala ditenggelamkan oleh pelampung (1) Allah Ta`ala ditenggelamkan oleh Tempe (1) Amal sholat dan puasa akan nampak nilai setelahnya (1) Anak 4 Tahun yang mengurus Ibu (1) Anakku Meninggal di bekas galian Batu Bara (1) Balasan orang yang melunaskan hutang orang lain (1) Bayi yang dihanyutkan ke sungai selamat (1) Belajar Tauhid haruslah Kaffah (1) Berdusta dalam Bersyukur kepada Allah Ta`ala (1) Berharga apa yang keluar dari mulut hewan dari mulut manusia (1) Buku Mahir Menganalisa Pergerakan Harga dan Membuat Expert Advisor Tanpa guru dengan Logika Sendiri (1) Buser samarinda yang kebablasan & Arogan (1) Cak Nun Aku datang sebagai bapakmu (1) Design Payung yang salah banyak yang membiarkannya (1) Doa dan amalan bukanlah sebagai jarak pemisah kepa... (1) Dusta Dalam Beramal dan beribadah kepada Allah Ta`ala (1) Gelar Tittle pada diriku adalah Kebodohan yang nampak (1) HARGA ADALAH HARGA DAN NILAI ADALAH NILAI (1) Hati Nurani menjangkau apa yang tidak dapat dijangkau oleh Akal (1) IBU TIDAK MELUPAKAN ANAKNYA (1) ISLAM NAMUN TIDAK ISLAMI HANYA TEORI & TULISAN SEMATA (1) Kajian Al Fuaad Fi Nuurin sangat menyentuh (1) Kajian Islam Ilmu Hikmah Kemurnian Tauhid: Bagaimana mungkin diri ini beramal ibadah (1) Kajian Islam Ilmu Hikmah Kemurnian Tauhid: Benarkah diri ini mengenal Allah Ta`ala (Ma`rifatu... (1) Kajian Islam Ilmu Hikmah Kemurnian Tauhid: Kitab Al Hikam Bukan Kitab yang sesat (1) Kajian Islam Ilmu Hikmah Kemurnian Tauhid: Kitab Al Hikam Sesat (1) Kajian Islam Ilmu Hikmah Kemurnian Tauhid: Pujian Hanya Bagi Allah Ta`ala semata (1) kakak dan adiknya yang cacat (1) KEBAKARAN DAN CRANE (1) Ketika Diriku Diuji apakah aku beriman atau Dusta ? (1) Ketika Syariat diutamakan dari Tauhid (1) Kota Samarinda semakin di Ambang kehancuran (1) Kucing Kesayangan Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam (1) Lembaga Terapi Rehabilitas Narkoba (1) LogMeIn Hamachi adalah layanan VPN (1) Makna atau arti dari Istirahat (1) Markaz Besar Agen Buku dan Bedah Buku (1) Memahami Bab Furuiyyah (1) Nasehat- Nasehat KH. Hasan Abdullah Sahal (1) Para Ustadz Unjuk Gigi atas keilmuannya dan saling merendahkan satu sama lain (1) PENDAPAT PARA GOLONGAN PENYEBAB TRAGEDI HAJI VISA TERLAMBAT & MINA (1) Perdebatan yang membuat hati angkuh dan keras (1) Pernyataan Warga Muslim Tolikara yang mengejutkan (1) Rekaman Presiden Soekarno Untuk Mengadakan Maulid Nabi (1) Riba yang menghancurkan diri ini (1) Samson adalah Nabi Sam’un Ghozi (1) SAYA ANTI DEMOKRASI (1) Semua Milik Tuhan yang Maha Kuasa kenapa harus bayar ? (1) Sholawat Tarhim Assholatu wassalamu alaik (1) Sikap atas Fatwa MPU terhadap Ajaran Salafi yang dianggap sesat (1) Silsilah dan Sejarah 25 Nabi dan Rasul (1) Syukur atau Ingkar (1) UNIVERSAL UNIVERSITAS (1) UNIVERSALITAS & FAKULTATIF (1) Visi Misi Syetan terhadap Manusia (1) Visualisasi Syahadat diri ini sebagai seorang Muslim (1)

Visual Hati

Visual Hati


Apapun yang nampak pada pandangan mata ini, bisa jadi penampakan hati dan bisa jadi juga bukan, bila penampakan dari mata hati, ketika itulah Iblis bertaubat dan bersujud kembali kepada sang maha hebat bahwa tugasnyapun sudah selesai.

Diberdayakan oleh Blogger.

Buku Al Fuaad Fi Nuurin

Buku Al Fuaad Fi Nuurin
Kemurnian Tauhid & Cahaya Hati Nurani

Dapatkan Buku ini

Dapatkan Buku ini
Jawaban kehidupan pada diri

Markaz Buku Online

Daftar Blog Saya

Beriman atau Dusta ?

Bacaan Populer